Senin, 30 September 2013

Outbond : Cerita Pulpen Kapsul





Hari itu, saya dan teman-teman mengikuti outbond. Di penghujung acara, kami ditugaskan untuk menjual pena kecil berbentuk kapsul. Kami di tantang untuk berani menawarkan produk dan belajar untuk mencari uang sendiri, uang tersebut nantinya dapat kami manfaatkan untuk menolong teman yang kesulitan ataupun hal bermanfaat lainya. Saya berjalan dengan kelompok saya dari matahari, kami membagi sub kelompok, dan akhirnya saya, elis, fitria dan daru menjadi satu kelompok. 

Kami memulai perjalanan dengan langsung menuju perempatan gaplek, sasaran kami adalah pengunjung KFC, McD dan Giant serta orang-orang disekitaran gaplek.  Karena waktu sudah memasuki magrib, kami mampir terlebih dahulu ke masjid rumah sakit bhineka dekat gaplek. Setelah shalat, fitria memberanikan diri untuk mulai berjualan ke bapak-bapak yang sedang duduk di depan masjid. Kami berkenalan dan menyampaikan maksud kami untuk menjual pulpen tersebut, kami juga mengutarakan uang ini rencananya akan kami gunakan untuk apa. Kami menawarkan pulpen ini seharga Rp.50.000,- , tentu saja bapak-bapak itu menolak, tidak masuk akal pulpen itu seharga Rp.50.000,- . Sampai datang seorang bapak lagi, yang kemudian kami ketahui namanya pak burhan, beliau akhirnya mau membeli pulpen kami seharga Rp.50.000,- . Kami merasa  bersemangat kembali.

Selanjutnya kami mengunjungi Giant, McD dan beberapa tempat disekitaran gaplek, rumah makan manado, seafood pinggir jalan hingga masuk ke dalam  toko buku untuk menawarkan pulpen kami. Pulpen kami terjual dengan total Rp.400.000,-. Selain menjual door to door, kami juga mencoba untuk menjual secara online ke teman dan keluarga. Ellis berhasil mendapat Rp.100.000,- untuk menjual kepada tantenya, fitria berhasil menjual Rp.100.000,- kepada temanya dan daru berhasil menjual Rp.50.000,- . Saya sendiri tidak dapat membantu untuk menjual pulpen secara online karena batrei handphone saya habis. 

Sejujurnya cara yang paling efektif saat kami berjualan adalah ketika kami secara jujur mengatakan bahwa kami ditugaskan oleh kampus dan uang ini kami gunakan untuk membantu rekan-rekan kami, bukan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Mungkin unsur kasihan dan simpati yang menambah nilai pulpen itu, ada yang memang akhirnya membeli pulpen itu karena menyukai desainya yang lucu, tapi kami rasa yang mampu melonjakan harga pulpen itu adalah rasa simpati mereka. 

Begitulah..


----------------


Cokelat

2 komentar:

  1. ahaha,, untung gak ketemu..kayaknya kalo ketemu,pasti udah ditawarin juga ya,ehehe,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau ga rol?? masih ada nih, pulpenya lucu lo..
      hahaha,
      aku aja sampe pengen gitu lah sama pulpenya, :P

      Hapus